Merajut Kebhinekaan di Gedung MPR

Di Indonesia, toleransi dan persatuan merupakan keharusan dalam pembangunan. Toleransi dan persatuan tidak mungkin dipisahkan.

INFO MPR - Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Wakil Ketua MPR EE Mangindaan, menghadiri World Interfaith Harmony Week (WIHW) 2015, Jumat (6/1) pagi di Gedung Nusantara IV. Bertema Merajut Kebhinekaan Menuju Keadilan dan Perdamaian, acara ini diikuti perwakilan keagamaan di Indonesia yakni PP Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), Walubi (Perwakilan Umat Buddha seluruh Indonesia), Parisada Hindu Dharma Indonesia, lintas generasi muda.

Acara ini merupakan agenda PBB yang digelar setiap minggu pertama di bulan Februari. Dan Indonesia sudah keempat kalinya menggelar acara ini.

Zulkifli senang bangsa Indonesia ikut serta dalam menciptakan perdamaian dunia. Kegiatan ini menurut Zulkifli penting dalam menciptakan tata kehidupan yang tengah berjuang melawan diskriminasi, terorisme yang mengatasnamakan agama. "Indonesia sebagai bagian dunia ingin menciptakan suasana kondusif. Bahkan di belahan dunia manapun juga ingin damai. Itulah mengapa kita harus bekerjasama menciptakan harmoni di dunia," ujar dia.

Di Indonesia, toleransi dan persatuan merupakan keharusan dalam pembangunan. Toleransi dan persatuan tidak mungkin dipisahkan. Untuk itulah, dalam toleransi dan persatuan ada Pancasila. "Bangsa Indonesia harus bersyukur karena punya Pancasila sebagai nilai luhur bangsa. Kita harapkan acara ini diwujudkan dalam tindakan nyata, dan kehidupan internasional lebih baik dari masa-masa yang akan datang," katanya.

Dalam acara ini juga disampaikan pesan perdamaian dari setiap perwakilan agama. Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin mengatakan bahwa pesan perdamaian kepada seluruh umat di Indonesia bertujuan agar keberadaan umat yang besar dan majemuk ini disyukuri. Dengan bersedia hidup berdampingan dalam damai. "Begitu banyak tantangan di hadapan kita, kesenjangan, ketidakadilan, kekerasan adalah musuh bersama".

Perayaan World Interfaith Harmony Week 2015 ini tetap dirayakan agar memberi semangat kepada seluruh umat beragama di tanah air dan khususnya kepada anak muda yang nyaris kehilangan asa karena menyaksikan fakta, kekerasan, pembunuhan atas nama agama. Dan mengubah mereka dalam optimisme, untuk tetap hidup dalam kedamaian di masyarakat kota hingga desa-desa.

Tim Info Tempo

https://www.mpr.go.id/
Jendela MPR

Merajut Kebhinekaan di Gedung MPR

Di Indonesia, toleransi dan persatuan merupakan keharusan dalam pembangunan. Toleransi dan persatuan tidak mungkin dipisahkan.

INFO MPR - Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Wakil Ketua MPR EE Mangindaan, menghadiri World Interfaith Harmony Week (WIHW) 2015, Jumat (6/1) pagi di Gedung Nusantara IV. Bertema Merajut Kebhinekaan Menuju Keadilan dan Perdamaian, acara ini diikuti perwakilan keagamaan di Indonesia yakni PP Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), Walubi (Perwakilan Umat Buddha seluruh Indonesia), Parisada Hindu Dharma Indonesia, lintas generasi muda.

Acara ini merupakan agenda PBB yang digelar setiap minggu pertama di bulan Februari. Dan Indonesia sudah keempat kalinya menggelar acara ini.

Zulkifli senang bangsa Indonesia ikut serta dalam menciptakan perdamaian dunia. Kegiatan ini menurut Zulkifli penting dalam menciptakan tata kehidupan yang tengah berjuang melawan diskriminasi, terorisme yang mengatasnamakan agama. "Indonesia sebagai bagian dunia ingin menciptakan suasana kondusif. Bahkan di belahan dunia manapun juga ingin damai. Itulah mengapa kita harus bekerjasama menciptakan harmoni di dunia," ujar dia.

Di Indonesia, toleransi dan persatuan merupakan keharusan dalam pembangunan. Toleransi dan persatuan tidak mungkin dipisahkan. Untuk itulah, dalam toleransi dan persatuan ada Pancasila. "Bangsa Indonesia harus bersyukur karena punya Pancasila sebagai nilai luhur bangsa. Kita harapkan acara ini diwujudkan dalam tindakan nyata, dan kehidupan internasional lebih baik dari masa-masa yang akan datang," katanya.

Dalam acara ini juga disampaikan pesan perdamaian dari setiap perwakilan agama. Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin mengatakan bahwa pesan perdamaian kepada seluruh umat di Indonesia bertujuan agar keberadaan umat yang besar dan majemuk ini disyukuri. Dengan bersedia hidup berdampingan dalam damai. “Begitu banyak tantangan di hadapan kita, kesenjangan, ketidakadilan, kekerasan adalah musuh bersama”.

Perayaan World Interfaith Harmony Week 2015 ini tetap dirayakan agar memberi semangat kepada seluruh umat beragama di tanah air dan khususnya kepada anak muda yang nyaris kehilangan asa karena menyaksikan fakta, kekerasan, pembunuhan atas nama agama. Dan mengubah mereka dalam optimisme, untuk tetap hidup dalam kedamaian di masyarakat kota hingga desa-desa.

Tim Info Tempo

https://www.mpr.go.id/