MPR dan Menteri Bahas Nasionalisme

Ekspresi nasionalisme pemuda Indonesia sangat solid, hanya "bahasa"-nya baru

INFO MPR - Semangat Empat Konsensus Bangsa Indonesia yang dulu dikenal Empat Pilar Kebangsaan dinilai mulai kendur. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) berharap, Empat konsensus Indonesia mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, UUD'45 dan Bhinneka Tunggal Ika, tersebut dijadikan sebagai budaya sehari-hari. Hal ini dibahas dalam pertemuan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dengan pemerintah, Rabu (4/2) siang di Ruang Delegasi MPR RI.

Ketua MPR Zulkifli Hasan, DR Oesman Sapta, Mangindaan, Hidayat Nur Wahid didampingi Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR Zainut Tauhid dan Bachtiar Aly bersama Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Pendidikan Dasar & Menengah dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Agama Lukman Hakim dan Wakil Menteri Luar Negeri A.M Fachir sepakat bahwa empat konsensus ini akan disosialisasikan melalui setiap kementerian.

Menurut Zulkifli, selain bekerjasama, kementerian diharapkan optimal melaksanakan Empat Konsensus Dasar. Karena setiap kementerian memiliki jaringan kuat, anggaran besar, termasuk orang-orang di pemerintahan.

Misalnya, Kementerian Dalam Negeri melalui pembinaan kepada pimpinan-piminan di daerah, Kemenlu mensosialisasikannya melalui para duta besar, Kementerian Pendidikan bekerja sama dengan para guru dan orang tua murid serta Kementerian Agama lewat bahan ajar di pesantren atau sekolah-sekolah. Dan, MPR akan menjadi corong.

Dengan gencarnya sosialisasi ini kata Zulkifli, persoalan suku, agama, kelompok, itu tidak ada lagi di tengah masyarakat Indonesia. Perbedaan-perbedaan itu sudah selesai 69 tahun silam. Semua masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama. Kini, yang menjadi tantangan bersama adalah ketimpangan antara kemiskinan, pendidikan yang tertinggal, kesehatan, pengangguran.

Oesman Sapta mengatakan sosialisasi Empat konsensus Dasar sangat mendesak. Orientasi masyarakat Indonesia saat ini hanya pada masalah ekonomi. Masing-masing kementerian telah punya program untuk mensosialisasikan Empat konsensus Dasar. Menurut Anies Baswedan, sosialisasi Empat konsensus Dasar penting dan mendasar dan tidak harus dilakukan di sekolah. Sosialisasi ini juga harus sampai kepada para orangtua. Bagaimana bicara nasionalisme jika dalam etnis lain disebut secara tidak tepat di dalam rumah . "Keluarga juga harus menjadi perhatian," katanya.

Di sisi lain, menurut Anies, pada masa kini sebenarnya ekspresi nasionalisme pemuda Indonesia sangat solid. Hanya "bahasa"nya baru, disesuaikan dengan masa kini. Sehingga perlu dibahas bagaimana menyatukan 'signal' anak muda dengan 'radar' orangtua sehingga nasionalisme itu bisa dimaknai lebih luas.

Tim Info Tempo

https://www.mpr.go.id/