A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: preg_replace(): The /e modifier is deprecated, use preg_replace_callback instead

Filename: libraries/Pagination.php

Line Number: 2

Backtrace:

File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/application/controllers/Detail.php
Line: 14
Function: __construct

File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/index.php
Line: 292
Function: require_once

Kedaulatan Pangan Di Indonesia Masih Jauh | Jendela MPR-RI | tempo.co

11 JUNI 2015 | 13.00

Kedaulatan Pangan di Indonesia Masih Jauh

Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan memberi dukungan dan apresiasi kepada petani dan UMKM di Kabupaten Gunung Kidul, Rabu, 10 Juni 2015.

INFO MPR - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan mengatakan  jarak menuju kedaulatan pangan di Indonesia masih jauh. Menurut dia, waktu dua-lima tahun tidak cukup untuk mencapai swasembada beras. "Jadi, kita harus terus memperjuangkannya," ujarnya saat membuka seminar nasional tentang pemberdayaan masyarakat di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Rabu, 10 Juni 2015.

Seminar nasional yang diprakarsai Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Yogyakarta (MPM PWM DIY) ini mengambil tema "Kedaulatan Pangan untuk Kemandirian Bangsa, dari Yogyakarta untuk Indonesia”. Menurut Zulkifli, pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu kunci kemajuan bangsa Indonesia. "Jadi, tidak cukup jika hanya mengandalkan gerakan pemerintah," katanya di  hadapan ratusan peserta seminar yang terdiri atas pelaku usaha bidang pertanian, praktisi, dan akademikus.

Salah satu perjuangan masyarakat mencapai kedaulatan pangan dilakukan para petani singkong di Gunungkidul. Tujuan aktivitas itu yakni mendapatkan sumber pangan alternatif. Para petani itu diberdayakan MPM PWM DIY, yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan, dan Fakultas Pertanian Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.

Lewat program pemberdayaan ini, singkong hasil panen yang selama ini hanya diolah menjadi gaplek bisa juga dijadikan tepung singkong, yang sering disebut dengan mocaf (modified cassava flour). Mocaf diproyeksikan sebagai substitusi tepung terigu. Dengan diolah menjadi mocaf, singkong mengalami peningkatan nilai ekonomi hingga 100 persen. Hal ini tentu dapat menaikkan perekonomian para petani.

Seminar ini pun diramaikan dengan bazar produk-produk petani singkong dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan MPM PWM DIY. Para petani singkong dan UMKM dalam bazar ini memamerkan dan menjual berbagai hasil olahan singkong, termasuk mocaf. (*)

Foto Terkini