Severity: 8192
Message: preg_replace(): The /e modifier is deprecated, use preg_replace_callback instead
Filename: libraries/Pagination.php
Line Number: 2
Backtrace:
File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/application/controllers/Detail.php
Line: 14
Function: __construct
File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/index.php
Line: 292
Function: require_once
30 MEI 2015 | 03.35
Acara seminar "Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Memperkokoh Etika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara" di Blitar, Sabtu, 30 Mei 2015.
INFO MPR - Tokoh sosial budaya Blitar, Pratignyo YS, mengatakan bangsa Indonesia sedang mengalami disorientasi budaya dan dismotivasi budaya yang menyebabkan bangsa ini kehilangan arah.
"Para pemimpin dan elitnya tidak tahu arah mau dibawa kemana bangsa ini, sehingga muncul berbagai masalah di berbagai sektor kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, maupun hukum dan budaya," katanya dalam seminar "Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Memperkokoh Etika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara" di Blitar, Sabtu, 30 Mei 2015.
Menurut dia, masyarakat dilanda budaya korup di semua segi kehidupan, menipisnya budaya malu, lunturnya jati diri, serta gagal mewujudkan civil society. "Di sisi lain, bangsa ini juga sedang mengalami dismotivasi budaya," ucapnya.
Ia mencontohkan hilangnya motivasi luhur dan diabaikannya cita-cita besar bangsa yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai dismotivasi budaya. "Pancasila menjadi kabur dan tertutup kepentingan pragmatis dan hedonistik," kata Penggagas dan Pelaku Grebeg Pancasila ini.
Selain itu, lanjut Pratignyo, bangsa Indonesia juga dilanda disfungsi budaya yang kemudian terjebak dalam dependensi budaya, yaitu ketergantungan pada budaya global di bawah rezim budaya Amerika, Eropa, Jepang, Cina, India dan Korea. "Generasi muda kita telah hanyut dengan arus budaya global melalui ketergantungan teknologi informasi," katanya.
Jalan keluar dari persoalan disorientasi dan dismotivasi budaya ini menurut Pratignyo, yaitu dengan melakukan revolusi mental. Revolusi mental ini bukan revolusi fisik yang mengakibatkan pertumpahan darah. Revolusi mental memerlukan dukungan moral dan spiritual serta komitmen seorang pemimpin. "Ruh revolusi mental adalah Trisakti Bung Karno, yaitu berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan," ujarnya.
(*)
16 DESEMBER 2015 | 14.48
16 DESEMBER 2015 | 14.47
16 DESEMBER 2015 | 14.47