A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: preg_replace(): The /e modifier is deprecated, use preg_replace_callback instead

Filename: libraries/Pagination.php

Line Number: 2

Backtrace:

File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/application/controllers/Detail.php
Line: 14
Function: __construct

File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/index.php
Line: 292
Function: require_once

Generasi Muda Jangan Jadi Penonton Mea | Jendela MPR-RI | tempo.co

28 DESEMBER 2015 | 17.00

Generasi Muda Jangan Jadi Penonton MEA

Generasi muda yang akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

INFO MPR - Generasi muda yang akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Persaingan ekonomi dan tenaga kerja akan sangat keras. Saya rasa generasi muda bangsa harus betul-betul mempersiapkan diri. Jangan sampai menjadi penonton saja di negara sendiri, sebab lapangan perekonomian habis diduduki pekerja asing. Lihat saja beberapa negara di ASEAN serius belajar bahasa Indonesia, mereka tahu apa yang akan mereka hadapi nanti.

Demikian jelas Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dalam perbincangan dengan delegasi Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), di ruang kerja Wakil Ketua MPR, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 28 Desember 2015.

Persaingan di bursa tenaga kerja dan pasar perekonomian akan semakin meningkat menjelang pemberlakukan pasar bebas ASEAN pada akhir 2015. MEA adalah sebuah kondisi perekonomian pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara. Rencana pemberlakuan MEA ini sudah disepakati para pemimpin ASEAN lebih dari satu dekade lalu.

Sejak disetujuinya rencana MEA diterapkan, persiapan yang dilakukan negara-negara ASEAN berbeda-beda. Ada yang biasa-biasa saja, tapi ada yang sangat serius mempersiapkannya, seperti Thailand. Negara itu sejak lima tahun lalu serius mempersiapkan warganya menghadapi MEA, antara lain dengan semakin meningkatnya kursus-kursus dan pendidikan bahasa asing, termasuk bahasa Indonesia.

Hidayat juga tidak begitu melihat kiprah pemerintah dalam menghadapi MEA yang hanya berhitung hari. Hidayat tidak begitu melihat pemerintah melakukan upaya-upaya mengambil manfaat besar dari pemberlakukan MEA.

"Saya khawatir saja Indonesia malah hanya dilihat menjadi pasar potensial bagi pemasaran produk-produk asing dan penempatan tenaga kerja asing. Padahal Indonesia adalah negara besar dan kaya, mudah-mudahan ini akan menajdi renungan dan aksi riil semua pihak terutama pemerintah," tandasnya. (*)

Foto Terkini