Severity: 8192
Message: preg_replace(): The /e modifier is deprecated, use preg_replace_callback instead
Filename: libraries/Pagination.php
Line Number: 2
Backtrace:
File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/application/controllers/Detail.php
Line: 14
Function: __construct
File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/index.php
Line: 292
Function: require_once
21 NOVEMBER 2015 | 10.21
Ketua MPR: Indonesia Bagai Orkestra, Berbeda Bunyi Tapi Harmonis
INFO MPR - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menghadiri dan menjadi narasumber utama acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kerjasama MPR RI dengan Pimpinan Pusat Persatuan Islam ( PERSIS ). Acara bertempat di aula utama kompleks Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Jumat 20 November 2015.
Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum Persis Prof. Abdurochman, para elit ormas Persis baik pusat dan daerah, juga dihadiri sekitar 300 peserta anggota Persis dari berbagai wilayah Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut Ketua MPR Zulkifli Hasan menyampaikan soal materi Pancasila, UUD NRIbTahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Zulkifli mengingatkan peserta tentang betapa hebatnya tokoh-tokoh pendiri bangsa yang sebagian adalah tokoh Islam.
"Dari merekalah kita memperoleh keteladanan. Para pendiri bangsa kita tidak ada rasa ego sektoral, mereka hanya memikirkan soal bangsa dan kesatuan bangsa. Tidak ada kegaduhan dan tidak ada konflik antar mereka hingga lahirlah Pancasila sebagai dasar negara perekat bangsa," ujarnya.
Dalam konteks kekinian sangat berbeda. Sekarang, menurut Zulkifli Hasan, bangsa ini penuh sekali dengan kegaduhan banyak sekali keributan yang sangat merugikan bangsa. Bahkan kegaduhan tersebut berputar terus di lingkar kekuasaan. Itu sangat disayangkan.
Disebutkan juga bahwa Presiden RI sangat sabar dalam menghadapi semua kegaduhan-kegaduhan yang terus saja terjadi. Tapi kegaduhan-kegaduhan tersebut harus berhenti segera. Saatnya kita melihat kembali dan meneladani para tokoh-tokoh bangsa pendiri bangsa Indonesia.
"Seharusnya semua anak bangsa menyadari bahwa negara ini dibentuk karena perbedaan. Karena perbedaan bangsa ini membentuk sebuah harmonisasi yang indah. Contoh, dalam satu orkestra, semua alat musik berbeda. Ada biola, harpa, bass dan lain lain, suaranya berbeda-beda, tapi mampu menghasilkan irama yang harmonis dan sangat merdu didengar," imbuhnya.
Untuk itulah, lanjut Zulkifli, anak bangsa harus memahami betul Pancasila. Pancasila adalah kasih sayang, kata kerjanya adalah kekeluargaan, musyawarah dan mufakat serta gotong royong.
"Bangsa kita sedang dihadapkan pada permasalahan yang serius dan pemerintah sedang berupaya keras menyelesaikannya. Kita seluruh anak bangsa harus bahu membahu saling gotong royong ikut berkiprah dan menyelesaikan permasalahan bangsa, minimal dari diri kita, dan masyarakat sekitar kita. Para elit kekuasaan juga jangan sibuk sendiri, gaduh sendiri kasihan rakyat," katanya menegaskan. (*)
16 DESEMBER 2015 | 14.48
16 DESEMBER 2015 | 14.47
16 DESEMBER 2015 | 14.47