A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: preg_replace(): The /e modifier is deprecated, use preg_replace_callback instead

Filename: libraries/Pagination.php

Line Number: 2

Backtrace:

File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/application/controllers/Detail.php
Line: 14
Function: __construct

File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/index.php
Line: 292
Function: require_once

Pancasila Menjadikan Sistem Ketatanegaraan Lebih Dinamis | Jendela MPR-RI | tempo.co

14 NOVEMBER 2015 | 23.30

Pancasila Menjadikan Sistem Ketatanegaraan Lebih DInamis

Jika norma-norma Pancasila dilakukan dengan baik, bangsa Indonesia bisa lebih maju.

INFO MPR - Sejak TAP MPR No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dan Penegasan Pancasila Dasar Negara dicabut, Pancasila itu mulai dimarginalkan. Bahkan mantan Presiden BJ Habibie dalam sebuah pidatonya pernah menyampaikan bahwa Pancasila saat ini itu seperti tersandar di sebuah lorong sunyi.

"Padahal Pancasila dan UUD yang diwariskan para pendiri negara inilah yang membuat sistem ketatanegaraan kita menjadi dinamis," ujar Sekjen MPR RI Eddie Siregar dalam sambutannya di acara dialog dengan tema "Strategi Publikasi Kegiatan MPR melalui Media Massa" dalam Media Gathering MPR RI 2015 di Bali, 14 November 2015 malam.

Menurut Eddie, jika norma-norma Pancasila itu dilakukan dengan baik dan benar, bangsa dan negara Indonesia ini akan bisa lebih maju. "Tapi kita itu kebanyakan wacana dan kurang dalam kemandiriannya untuk menjalankan nilai-nilai Pancasila itu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," tuturnya.

Karena itu, kata Eddie, menjadi tugas MPR untuk selalu mengawal Pancasila itu melalui sosialisasi Empat Pilar MPR RI ke berbagai kalangan di Indonesia. Hal itu dilakukan agar ideologi Pancasila itu bisa hadir kembali kepada seluruh lapisan masyarakat.  "Media berperan penting untuk ikut membantu langkah MPR untuk membangun integritas bangsa ini ke arah yang lebih baik. Karenanya, saya mengajak semua rekan-rekan media untuk secara bersama-sama mendidik masyarakat untuk kembali hidup dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila ini," kata Eddie.

Sementara Kabiro Humas Setjen MPR Ma'ruf Cahyono menekankan tiga isu aktual MPR yang perlu dikembangkan. Pertama, bagaimana bangsa ini memiliki Pokok-pokok Haluan Penyelenggara Negara (PHPN) seperti GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) dulu. Kedua, kontrol komunikasi antara UU dan UUD. Ketiga soal sidang tahunan yang sudah dimulai dalam satu konvensi ketatanegaraan baru, dimana pelaksanaan Sidang Tahunan MPR mengagendakan pidato presiden selaku kepala negara yang memuat laporan kinerja lembaga-lembaga tinggi negara.

Acara Media Gathering MPR sebelumnya didahului dengan kunjungan ke Uluwatu dengan menyaksikan tarian kecak yang merupakan salah satu budaya seni di Bali. Selain itu kunjungan juga dilakukan ke Tanah Lot dan Garuda Wisnu Kencana. "Acara ini tidak semata-mata untuk bersenang-senang, tapi agar muncul stimulan bagi media untuk mempublikasikan budaya-budaya di Indonesia yang beraneka ragam," ujar Ma'ruf. (*)

 

Foto Terkini