A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: preg_replace(): The /e modifier is deprecated, use preg_replace_callback instead

Filename: libraries/Pagination.php

Line Number: 2

Backtrace:

File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/application/controllers/Detail.php
Line: 14
Function: __construct

File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/index.php
Line: 292
Function: require_once

Pagelaran Wayang Sosialisasikan Empat Pilar | Jendela MPR-RI | tempo.co

07 NOVEMBER 2015 | 17.15

Pagelaran Wayang Sosialisasikan Empat Pilar

Pagelaran wayang bukan sekadar tontonan namun juga harus jadi tuntunan

INFO MPR - Sosialisasi Empat Pilar MPR dilakukan dengan berbagai media penyampaian. Di Desa Broto, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur pemahaman tentang Empat Pilar MPR disampaikan melalui pagelaran wayang kulit. Acara semalam suntuk yang dihelat di lapangan desa pada Sabtu 7 November 2015 menghadirkan dalang Ki Fajar Apriyanto dengan lakon Tumuruning Wahyu Sejati.

Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal MPR Maruf Cahyono mengatakan pagelaran wayang kulit merupakan salah satu metode Sosialisasi Empat Pilar. Tujuannya agar Empat Pilar mudah dipahami dan diamalkan dalam kehidupan keseharian masyarakat.

"Pagelaran wayang ini bukan sekadar tontonan namun juga harus jadi tuntunan. Tuntunan untuk menginternalisasikan Empat Pilar," kata Maruf.

Pagelaran ini juga disaksikan Anggota MPR Edi Baskoro Yudhoyono. Dia menyampaikan apresiasi pada MPR yang berhasil menyelenggarakan sosialisasi melalui pendekataan budaya lokal seperti pagelaran wayang kulit.

"Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar sehingga kalau bukan kita siapa lagi yang akan mengingat Empat Pilar.  Empat Pilar ini tidak hanya slogan, melainkan nilai-nilai luhur, way of life," kata pria yang akrab disapa Ibas ini.

Tumuruning Wahyu Sejati menceritakan upaya tiga satria yakni Raden Lesmana Mandrakumara, Raden Samba, dan Raden Abimanyu untuk menjadi raja. Dengan caranya masing-masing mereka bertapa di hutan Gangga Wirayang agar mendapat wahyu cakraningrat. Kemudian, wahyu yang berwujud batara cakraningrat turun ke bumi dan hanya mampu menyatu dengan jiwa dan raga Abimanyu. (*)

Foto Terkini