Severity: 8192
Message: preg_replace(): The /e modifier is deprecated, use preg_replace_callback instead
Filename: libraries/Pagination.php
Line Number: 2
Backtrace:
File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/application/controllers/Detail.php
Line: 14
Function: __construct
File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/index.php
Line: 292
Function: require_once
01 SEPTEMBER 2015 | 15.00
Dengan intelektualitasnya, kampus sepatutnya menjadi garda terdepan dan mengawal ideologi serta menjaga persatuan bangsa.
INFO MPR - Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI Tb Soenmandjaja mengatakan bahwa sosialisasi empat pilar Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia merupakan kegiatan penting dan substansial. Empat pilar tersebut adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. “Kalau tidak paham Pancasila, negara dan bangsa ini akan runtuh,” ujarnya di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Soenmandjaja menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang ber-Tuhan dan memiliki budaya, agama, adat, dan bahasa yang beragam. Tak hanya itu, bangsa ini memiliki wilayah yang sangat luas dengan ribuan pulau yang tersebar.
Untuk itu, Soenmandjaja berharap kampus menjadi garda terdepan dan mengawal ideologi serta menjaga persatuan bangsa. Dia menekankan bahwa kita harus mempunyai perasaan sepenanggungan agar bangsa ini tidak bubar.
“Kita harus paham negara kita ini majemuk,” katanya. Soenmandjaja menekankan pentingnya bangsa ini memahami bahwa kita bangsa yang majemuk. Bila tidak memahami apa yang telah disosialisasikan MPR, bangsa ini bisa berkeping-keping.
Hal tersebut disampaikan Soenmandjaja dalam rangkaian kegiatan seminar nasional dengan tema “Kampus Menjadi Garda Terdepan dan Mengawal Ideologi”, hasil kerja sama MPR RI dengan Universitas Teknologi Sumbawa, yang diselenggarakan di Aula Utama Kampus Universitas Teknologi Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada Selasa, 1 September 2015.
Dalam acara ini digelar juga diskusi dengan narasumber anggota MPR RI Dr Zulkieflimansyah dan Drs Almuzzamil Yusuf serta Dr Anawati (Universitas Teknologi Sumbawa), dan Ahmad Yamin, SH, MH (Institut Ilmu Budaya dan Ilmu Sosial, Sumbawa). (*)
16 DESEMBER 2015 | 14.48
16 DESEMBER 2015 | 14.47
16 DESEMBER 2015 | 14.47