A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: preg_replace(): The /e modifier is deprecated, use preg_replace_callback instead

Filename: libraries/Pagination.php

Line Number: 2

Backtrace:

File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/application/controllers/Detail.php
Line: 14
Function: __construct

File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/index.php
Line: 292
Function: require_once

Mpr Sosialisasi Empat Pilar Di Semarang | Jendela MPR-RI | tempo.co

30 AGUSTUS 2015 | 03.10

MPR Sosialisasi Empat Pilar di Semarang

Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan empat pilar yang menopang kebangsaan di Indonesia.

Info Mpr - Di hadapan 200-an peserta dari tingkat siswa-siswi SMK, mahasiswa, dan masyarakat umum, Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, bersama empat anggota MPR, yaitu Ammy Amalia Fatma, Yayuk Basuki, Abidin Fikri, dan Abdul Malik Haramain bersama-sama menyosialisasikan empat pilar kebangsaan.

"Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan empat pilar yang menopang kebangsaan di Indonesia. Sosialisasi gencar dilaksanakan pimpinan dan anggota MPR RI dengan target sasaran berbagai elemen masyarakat di seluruh wilayah Indonesia," ungkap Zulkifli Hasan di SMK Cut Nya Dien, Semarang pada Minggu, 30 Agustus 2015.

Lebih lanjut, Zulkifli menjelaskan bahwa kedamaian yang ada adalah satu nikmat yang luar biasa dan merupakan wujud dari Pancasila. "Di Indonesia meski dengan keberagaman suku, agama, dan bahasa kita bebas berdiskusi maupun mengkritik pemerintah. Hal yang sulit untuk dilakukan di Yaman atau Suriah," lanjut Zulkifli.

Pada 1 Juni di depan BPUPKI jadi cikal bakal Pancasila lewat pidato Bung Karno, 22 Juni menjadI piagam Jakarta kemudian pada 18 Agustus 1945 bulat soal Pancasila. "Intinya apapun agama, suku, dan bahasa kita adalah keluarga besar bangsa Indonesia. Dalam perbedaan kita bersaudara dan keluarga. Dengan persatuan dan kekompakan adalah modal untuk maju," tutur Zulkifli.

Dalam menjalankan Pancasila bukan hanya urusan MPR saja, kita semua harus memahami dan melakukan sehingga tidak kehilangan roh kebangsaan. Kehilangan roh kebangsaan bisa membuat kisruh karena egoisme golongan. "Mari kita wujudkan sila ketiga karena pada dasarnya kita adalah keluarga besar bangsa Indonesia," tutup Zulkifli. (*)

Foto Terkini