A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: preg_replace(): The /e modifier is deprecated, use preg_replace_callback instead

Filename: libraries/Pagination.php

Line Number: 2

Backtrace:

File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/application/controllers/Detail.php
Line: 14
Function: __construct

File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/index.php
Line: 292
Function: require_once

Mahasiswa Garda Terdepan Dan Benteng Pertahanan | Jendela MPR-RI | tempo.co

27 AGUSTUS 2015 | 13.00

Mahasiswa Garda Terdepan dan Benteng Pertahanan

Sosialisasi Empat Pilar dilakukan agar nasionalisme tetap terjaga

Info MPR - Mahasiswa diharapkan tetap menjadi garda terdepan dalam pembangunan bangsa. Tidak terkecuali mahasiswa di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Gunung Djati Bandung.
"Kalian adalah calon pemimpin masa depan bangsa dan penerus tongkat estafet pembangunan," kata Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta di hadapan 6000 mahasiswa UIN Gunung Djati Bandung, Jawa Barat yang sedang mengikuti kegiatan Orientasi Pengenalan Akademik, Kamis, 27 Agustus 2015.

Tidak hanya di garda terdepan, Oesman berharap para mahasiswa juga menjadi benteng pertahanan dari perusak Pancasila.  "Jadi kalau ada yang merusak Pancasila, kalianlah bentengnya," tutur Oesman yang didampingi Wakil Ketua MPR Mahyudin dan Sekretaris Jenderal MPR Eddi Siregar.

Untuk itu, mahasiswa harus terus menerus dibekali dengan sosialisasi Empat Pilar sehingga nasionalisme tetap terjaga. Dia bersyukur, karena UIN tidak hanya mengajarkan kebaikan Islam di kampus, akan tetapi juga tentang nasionalisme kebangsaan. Sebagai bagian dari umat Islam yang hidup di negara Pancasila, dia berharap para mahasiswa UIN Gunung Djati Bandung hidup dalam tiga rupa yakni menjalin persahabatan dengan sesama muslim, kepada sesama bangsa dan dengan sesama manusia.

Sementara itu Mahyudin mengatakan kendati Indonesia telah merdeka tanggal 17 Agustus 1945 dan berhasil mengenyahkan penjajahan Belanda, tetapi saat Indonesia masih dijajah perang lain."Apakah peperangan itu sudah selesai? Belum. Perang konvensional sudah selesai," kata Mahyudin.

Kini ada perang asimetris, yang tidak kelihatan, yakni perang ideologi yang dampaknya lebih dahsyat dibandingkan dengan perang konvensional. "Sekarang perang ideologi sedang berjalan. Pancasila yang dulu mengajarkan gotong-royong sekarang sudah tidak dikenal. Banyak mahasiswa yang hidup individualistik," katanya.

Oleh karena itu dia berharap para mahasiswa UIN Gunung Djati tetap hidup dalam nilai-nilai Islam dan berlandaskan Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika. "Islam rahmat Iil alamin yang seharusnya membawa kedamaian," tutur Mahyudin.

Rektor UIN Mahmud mengatakan bahwa dari jutaan pendaftar, universitas ini menerima 6009 mahasiswa. Selain di kawasan Cibiru, kegiatan perkuliahan juga dilaksanakan di UIN Soekarno Hatta Bandung.(*)

Foto Terkini