A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: preg_replace(): The /e modifier is deprecated, use preg_replace_callback instead

Filename: libraries/Pagination.php

Line Number: 2

Backtrace:

File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/application/controllers/Detail.php
Line: 14
Function: __construct

File: /mnt/data/microsite/www/jendelaMPR-RI/index.php
Line: 292
Function: require_once

Wakil Ketua Mpr Miris Wibawa Parlemen Makin Jatuh | Jendela MPR-RI | tempo.co

20 AGUSTUS 2015 | 22.07

Wakil Ketua MPR Miris Wibawa Parlemen Makin Jatuh

Dialog dan Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan tema menjawab tantangan di era masyarakat ASEAN menghampiri Pondok Pesantren Darul

INFO MPR - Dialog dan Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan tema menjawab tantangan di era masyarakat ASEAN menghampiri Pondok Pesantren Darul 'Ulum Peterongan, Jombang, Jatim, Kamis, 20 Agustus 2015. Jawaban dari sekitar 200-an santri dan pelajar Darul 'Ulum ketika ditanya soal cita-cita menjadi politikus dan menjadi anggota parlemen sempat membuat Mahyudin terhenyak.

Hampir seluruh peserta tidak ada yang menjawab bahkan tidak ada yang mengacungkan jarinya. Menurut Mahyudin, tidak tertariknya santri ke dunia politik sangat bisa dimaklumi. Dunia politik dan keparlemenan saat ini jatuh wibawanya di mata rakyat Indonesia.

Sudah sangat sering sekali rakyat disuguhkan informasi-informasi yang membongkar sisi buruk oknum-oknum para politikus yang mencederai hati rakyat. “Politik itu baik, semua bergantung kepada niat dan karakter untuk masuk ke dunia politik. Kuncinya kita harus menjadi baik. Jika mampu menampilkan kebaikan hatinya dan perbuatan, maka ketika terjun ke dunia politik tidak akan melakukan hal-hal yang mencederai hati rakyat,” tegas Mahyudin.

Lebih lanjut, Mahyudin menegaskan bahwa ketika dunia politik dirasakan tidak baik, jangan malah dijauhi. Politik butuh orang-orang baik yang mampu membawa bangsa ini menggapai cita-cita dan kesejahteraan bersama.

"Dan pesantren adalah salah satu elemen pendidikan yang mampu mencetak calon-calon pemimpin bangsa yang kuat secara agama, intelektual, dan mencintai negaranya. Hal tersebut terbukti dari kiprah pesantren yang memang sudah menjadi karakter, mengamalkan, dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur bangsa dan Pancasila," tutur Mahyudin.

Mahyudin menaruh harapan besar pada pesantren untuk menjadi pabrik toleransi serta pengembangan moral dan karakter bangsa melalui pola pendidikannya. (*)

Foto Terkini