INFO MPR - Majelis Permusyawaratan Rakyat akan menyelenggarakan sidang tahunan pada 14-16 Agustus 2015. Dalam sidang yang merupakan konvensi ketatanegaraan baru yang diatur dalam Tata Tertib MPR ini, lembaga-lembaga negara akan melaporkan kinerja mereka kepada rakyat melalui MPR.

Menurut Ketua Badan Sosialisasi MPR Ahmad Basarah, sidang ini perlu digelar untuk mengetahui apa saja yang sudah dilakukan lembaga-lembaga negara bagi rakyat setelah satu tahun masa pengabdian mereka. "Saya melihat tradisi ketatanegaraan sidang tahunan ini akan menjadi tradisi yang baik untuk rakyat. Sebab rakyat bisa mengetahui sejauh mana kinerja lembaga-lembaga negara, apa dampak positif mereka kepada rakyat secara keseluruhan. Itulah yang akan kita bangun melalui sidang tahunan," ujarnya di ruang Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 2 Juli 2015. Menurut Basarah, semua lembaga negara sangat menyambut baik rencana pergelaran sidang tahunan MPR ini.

Tradisi ketatanegaraan baru di Indonesia muncul seusai pelantikan presiden pada 2014. Setelah dilantik MPR, kata Basarah, Presiden Joko Widodo di Istana Negara melakukan tradisi baru dengan menggelar serah-terima jabatan dari presiden lama ke presiden yang baru. Tradisi itu sebelumnya tidak ada.  Biasanya, setelah dilantik, presiden langsung menjalankan tugasnya tanpa seremoni serah-terima jabatan.

“Karena dianggap baik oleh masyarakat, tradisi tersebut mungkin akan dilanjutkan presiden mendatang. Nah, begitu juga sidang tahunan MPR. Karena dampaknya sangat baik untuk rakyat, yaitu mereka bisa mengetahui kinerja lembaga-lembaga negara. Itulah yang akan kita bangun, dan MPR akan bertanggung jawab penuh agar forum tersebut terlaksana dengan baik," ucap Basarah. (*)