Melihat ketersediaan beras dalam negeri yang hingga akhir tahun sudah tidak terlalu mengkhawatirkan, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menegaskan bahwa Indonesia tidak akan buru-buru impor beras.
INFO KEMENTAN - Melihat ketersediaan beras dalam negeri yang hingga akhir tahun sudah tidak terlalu mengkhawatirkan, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menegaskan bahwa Indonesia tidak akan buru-buru impor beras.
“Hingga akhir tahun sudah ada jatahnya. Kita komitmennya dengan Vietnam, dengan Thailand tidak. Sebab, stok beras mereka sudah sangat tipis. Namun mungkin untuk akhir tahun ini kita sudah relatif tidak kurang dan tidak mengkhawatirkan lagi. Nanti kita lihat musim kering ini akan berlanjut atau sudah masuk musim penghujan,” kata Menteri Darmin.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2 November 2015 mengumumkan, menurut Angka Ramalan-II (ARAM-II) tahun 2015, produksi padi 74,99 juta ton gabah kering giling (GKG). ARAM-II menggambarkan kondisi panen dan produksi yang mencerminkan pasokan beras.
Berdasarkan data ARAM-II 2015, setelah dikurangi 7,3 persen gabah untuk penggunaan lain dan susut, diperoleh 69,52 juta ton gabah yang siap diolah menjadi beras. Selanjutnya, menggunakan konversi gabah ke beras 62,74 persen, diperoleh produksi beras 43,61 juta ton.
Darmin menjelaskan, jika sudah masuk musim penghujan, berarti musim tanam tidak bergeser karena musim tanam petani memang seharusnya November, dan hasilnya akan dipanen untuk memenuhi kebutuhan Januari-Maret tahun depan. "Kalau masih akan terjadi kekeringan agak panjang, itu berarti musim tanam bergeser. Kalau bergeser akan membuat kebutuhan kurang dan enggak bisa dipenuhi," ujarnya.
Produksi beras 2015 ini lebih tinggi dari tahun 2014 sebesar 41,20 juta. Ini menunjukkan kondisi pasokan beras lebih baik dari tahun sebelumnya. Besarnya konsumsi besar menggunakan standar konsumsi 124,89 kilogram per kapita per tahun dan penduduk tahun 2015 sebanyak 255,46 juta jiwa diperoleh kebutuhan konsumsi beras 31,90 juta ton dan kebutuhan beras untuk penggunaan nonpangan sebesar 1,45 juta ton. Dari penghitungan ini diketahui pasokan beras 43,61 juta ton, sementara konsumsi pangan dan nonpangan 33,35 juta ton, sehingga terdapat selisih lebih 10,25 juta ton.
Darmin mengatakan rencana impor beras masih menunggu siklus pergantian musim. Menurut dia, jika musim kemarau berakhir, impor beras yang berasal dari Vietnam tidak akan dibawa masuk ke Indonesia.
Guna mencukupi stok dan cadangan pangan nasional, Bulog menyerap beras petani saat musim panen dan di lokasi sentra padi yang tepat. Idealnya, Bulog menyerap beras petani 12 persen dari kebutuhan konsumsi atau sekitar 3,5 juta ton dan stok pada akhir tahun sekitar 1,5 juta ton. (*)