Pemerintah diharapkan membantu menjaga harga jagung tetap stabil dan melarang impor jagung ke Indonesia.
INFO KEMENTAN - Hasil produksi jagung Kabupaten Jember, Jawa Timur, siap menyuplai kebutuhan di beberapa kota. Pada Oktober 2015 ini, produksi jagung mencapai 273.903 ton dengan luasan panen 39.129 hektare. Dan luasan tanam jagung telah 55.016 hektare dari 31 kecamatan.
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Abdul Halim mengatakan pada November, sedikitnya Jember akan panen di lahan seluas 17.024 hektare dengan produksi mencapai 119.168 ton. “Varietas yang ditanam di Kabupaten Jember antara lain hibrida, DK, Bisi, dan P21,” kata Abdul.
Semua produksi itu akan dikirim ke luar kota, dengan harga awal dari petani Rp 4.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 3.100 dalam bentuk pipilan. Jagung dalam bentuk bonggol dijual Rp 1.400 per kilogram.
Harga ini dikatakan Abdul sudah menguntungkan petani. Namun dia khawatir saat panen raya nanti, harga turun drastis.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Budi Margo Mulyo II, Temu, berharap harga jagung tetap stabil.
"Kami ingin harga jagung normal saja dan stabil tetap Rp 3.500. Kami tidak suka harga tinggi seperti saat ini. Memang menguntungkan, akan tetapi harga turun drastis saat produksi melimpah, “ tutur Temu.
Gempuran impor jagung dari negara luar diharapkan segera ditangani pemerintah. Sehingga petani jagung lokal di Jember tidak bersaing dengan produksi jagung dari negara lain. (*)