11 SEPTEMBER 2015 | 05 40

Pertemuan Bilateral Menteri Pertanian di 37th AMAF

Diharapkan kerja sama pada bidang pertanian semakin intensif untuk pembangunan pertanian kedua negara.

INFO KEMENTAN - Visi dan rencana strategis kerja sama ASEAN bidang pangan, pertanian, dan kehutanan pasca-Masyarakat ASEAN 2015-2025 telah disetujui. Itu salah satu hasil pertemuan para Menteri Pertanian dan Kehutanan ASEAN di the 37thASEAN Minister on Agriculture and Forestry (the 37thAMAF) yang berlangsung 7 -12 September 2015 di Manila.

Rencana strategis tersebut berfokus pada tujuh program, yaitu i) meningkatkan kuantitas dan kualitas produk dengan teknologi berkelanjutan, ii) meningkatkan fasilitas perdagangan dan integrasi ekonomi, iii) menjamin ketahanan pangan, keamanan pangan, gizi yang lebih baik, dan pemerataan distribusi pangan, iv) meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim dan bencana alam, v) membantu produsen dan UKM meningkatkan produktivitas, teknologi, dan kualitas produk untuk memenuhi standar pasar global, vi) memperkuat pendekatan ASEAN pada isu-isu internasional dan regional yang terkait dengan pangan, pertanian, dan kehutanan, serta vii) mempromosikan pengelolaan hutan lestari.

The 37th AMAF ini merupakan pertemuan tingkat menteri negara-negara anggota ASEAN yang dilaksanakan setiap tahun secara bergantian. Topiknya membahas isu pertanian, baik lingkup regional maupun global. Seperti food security, climate change, capacity building, investment, research and development, market access, dan upaya penanggulangan bencana alam.

Di sela pertemuan tersebut, Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kamboja H.E. Mr Ouk Rabun pada 10 September 2015 di Hotel Peninsula, Makati, Filipina.

Amran Sulamian, yang saat itu didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, menyampaikan kerja sama pelatihan pada bidang karantina yang telah dilakukan Indonesia. Pelatihan yang telah dimulai sejak 2011 ini sudah berjalan secara reguler. Hingga saat ini, sudah ada 16 peserta dari Sri Lanka, Namibia, Papua Nugini, Timor Leste, Sudan, dan Suriname yang telah mengikuti pelatihan tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Amran juga mengundang peserta dari Kamboja untuk berpartisipasi pada pelatihan karantina yang akan dilaksanakan pada 2016. Dengan partisipasi dari Kamboja, diharapkan kerja sama bidang pertanian semakin intensif untuk pembangunan pertanian kedua negara.

Beberapa topik akan dibicarakan dalam pelatihan tersebut. Di antaranya (i) training on quarantine action for carries media of animal quarantine pests and diseases, (ii) training on quarantine action for ruminant animals, (iii) training on handling and inspection for animal products (leather), (iv) training on quarantine action for animal products (meat), (v) training on heat treatment, (vi) training on preparation of pest risk analysis, (vii) training on surveillance of quarantine pest and diseases, dan (viii) training on assessment for plant quarantine installation.

Menanggapi pernyataan Menteri Pertanian RI tersebut, Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kamboja menyampaikan apresiasi atas kemajuan lembaga pelatihan di Indonesia. Pada kesempatan tersebut, pihak Kamboja juga menyampaikan ketertarikannya mengirimkan tenaga karantina untuk mengikuti pelatihan di Indonesia. Hal ini sangat penting bagi Kamboja mengingat saat ini negara itu sedang berupaya meningkatkan volume ekspor ke berbagai negara tujuan. Amran Sulaiman berjanji akan memfasilitasi penuh semua peserta pelatihan dari Kamboja. (*)