26 SEPTEMBER 2015 | 11 05

Kementan Tingkatkan Luas Tanam Lahan Rawa di Empat Provinsi

Saat kondisi iklim normal, total luas lahan rawa yang dapat dimanfaatkan mencapai 564,2 ribu hektare.

INFO KEMENTAN - Untuk menggenjot produksi beras nasional di musim kemarau panjang, Kementerian Pertanian (Kementan) mulai memperluas pemanfaatan lahan rawa sebagai lumbung pangan. Kepala Balitbang Kementan Muhammad Syakir mengatakan luas lahan rawa yang akan dimanfaatkan untuk sawah rawa lebak nasional sekitar 500 ribu hektare. Namun saat El Nino terjadi, luas tanam bertambah 250 ribu hektare. Peluang peningkatan luas tanam di lahan rawa ini tersebar di beberapa wilayah seperti Provinsi Sumatera Selatan, Riau, Lampung, dan Kalimantan Selatan.

Ia mengakui memang masih terdapat kendala dalam pemanfaatan rawa lebak ini. Menurut Syakir, kendala utamanya adalah masalah kesuburan dan sifat kimia tanah, serta tinggi lama genangan. Pada kondisi musim kemarau lama, tinggi genangan tersebut semakin turun, sehingga luas lahan potensial untuk pengembangan pertanian tanaman semakin luas.

Saat kondisi iklim normal, total luas lahan rawa yang dapat dimanfaatkan mencapai 564,2 ribu hektare yang tersebar di Sumatera Selatan sebanyak 200,4 ribu hektare, Riau 131,8 hektare, Lampung 79 ribu hektare, dan Kalimantan Selatan 153 ribu hektare. Sementara, pada musim kemarau potensi lahan rawa mengalami peningkatan dari tiap-tiap wilayah. "Total rawa yang dapat dimanfaatkan pada kondisi musim kemarau adalah 801,9 ribu hektare atau meningkat 237,7 ribu hektare dari kondisi normal," ucap Syakir.

Artinya, kata Syakir, potensi kontribusi lahan rawa terhadap produksi beras nasional sekitar 14 persen atau 6-8 juta ton dengan produktivitas empat ton per hektare gabah kering giling. Menurut Syakir, beras yang dihasilkan padi rawa memiliki kadar indeks glikemik rendah yang sangat baik untuk diabetik. Selain itu kandungan Fe dan Selenium yang terkandung pada padi yang ditanam di rawa juga sangat baik untuk pembentukan sel darah merah.

Kementan saat ini tengah mempersiapkan enam teknologi inovasi yang dinilai dapat memberikan banyak manfaat pada sektor pertanian, terutama lahan rawa. Keenam teknologi itu adalah teknologi pemupukan berimbang dengan menggunakan perangkat PUTR ; teknologi pupuk hayati biotara dan biosure yang sudah dilisensi PT Pupuk Kaltim ; teknologi tabat limpas untuk konservasi air yang telah dikembangkan dari kearifan lokal masyarakat Bugis ; teknologi untuk benih unggul padi lahan rawa tahan salin, kemasaman tanah, dan OPT di antaranya Inpara, Martapura, Margasari, dan Banyuasin ; teknologi surjan ; teknologi pengendalian tikus dengan menggunakan ratel dan lain-lain. "Kita sedang persiapan teknologi ini. Jika ada kekurangan akan kembali disempurnakan," kata Syakir. (*)