16 SEPTEMBER 2015 | 14.00
Para mahasiswa seyogyanya ikut memikirkan faktor-faktor problematis dalam persoalan kebangsaan Indonesia.
INFO DPD - Dalam waktu bersamaan Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Irman Gusman menerima Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan (STIEAD) Jakarta, Mukhaer Pakkanna, dan jajaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, pada 15 September 2015.
Dalam audiensi tersebut Irman mengingatkan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan yang makin maju dan sengitnya percaturan global yang makin kompetitif. Ilmu ekonomi, manajemen, keuangan, perbankan, dan akuntansi beserta beragam varian lainnya adalah bidang studi yang menjadi kebutuhan bisnis manusia dan berbagai perubahannya.
Karena itu, Irman Gusman mendukung ketika ide pengembangan institusi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan (STIEAD) Jakarta menjadi Institut Bisnis Muhammadiyah (IBM) dikemukakan.
Kepada IMM, Irman berujar sebagai bagian Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) yang merupakan organisasi otonom di bawah Muhammadiyah, sebaiknya mereka ikut memikirkan faktor-faktor problematis dalam persoalan kebangsaan Indonesia. Beberapa di antaranya adalah kehidupan politik yang gaduh serta terpecah-belahnya masyarakat karena ulah para elite politik.
Menurut Irman, pendirian IMM merupakan perwujudan cita-cita Muhammadiyah agar terwujud masyarakat utama, adil, dan makmur. Dalam merefleksikan cita-citanya, Muhammadiyah bersinggungan dengan masyarakat bawah (jelata) atau masyarakat heterogen. “Sehingga, mau tidak mau IMM harus merespon persoalan kebangsaan Indonesia,” Irman menegaskan.
Kedatangan jajaran DPP IMM yang dipimpin Abdul Rahman selaku Sekretaris Jenderal DPP IMM adalah untuk membahas pelaksanaan Tanwir ke-XXVI IMM di Manado. (*)
01 OKTOBER 2015 | 14.39
19 SEPTEMBER 2015 | 18.06
19 SEPTEMBER 2015 | 18.02